Ali & Ratu Ratu Queens (2021)
Ali & Ratu Ratu Queens (2021) menggandeng Iqbaal Ramadhan, Nirina Zubir, Happy Salma, Tika Panggabean, dan Asri Welas sebagai karakter utama. Masing-masing dari mereka menyuguhkan karakter unik.
Film ini sukses menyajikan drama sesuai dengan porsinya, ditambah dengan kota New York yang disajikan lewat wajah berbeda. Setelah "Posesif", "Aruna dan Lidahnya", dan kini "Ali & Ratu Ratu Queens", Parali Films berhasil memanjakan penonton dengan tayangan yang asyik.
Iqbaal Ramadhan berperan sebagai Ali, anak berusia 19 tahun yang sedang mencari jati dirinya. Penonton dengan usia dan permasalahan serupa tentunya akan lebih relate dengan karakter yang ia bawakan.
Meski sudah lama tinggal di Queens, jiwa Indonesia pada setiap karakternya, seperti Party (Nirina Zubir), Ance (Tika Panggabean), Chinta (Happy Salma), dan Biyah (Asri Welas) justru masih terlihat. Mereka melakukan rutinitas yang biasa dilakukan saat berada di Indonesia.
Sebagai bonek asli Surabaya, aksen Jawa Biyah cukup kental terdengar. Selain itu, kebiasaan bangun pagi dan sarapan nasi goreng bersama tetap mereka lakukan.
Watak keras Ance sebagai orang Batak juga bisa penonton saksikan selama film diputar. Terlebih lagi dengan sifat suka menolong khas orang Indonesia yang jadi karakter Party.
Walau Ali & Ratu Ratu Queens (2021) menyuguhkan latar Queens yang ikonik, penonton tetap akan merasakan nuansa Indonesia yang kental dari interaksi keempat karakter utama di atas.
Nirina Zubir, Happy Salma, Asri Welas, dan Tika Panggabean menyuguhkan chemistry yang apik. Selama menyaksikan film tersebut, penonton disuguhkan dengan kebersamaan yang real.
Tak jarang penonton akan dibuat tertawa dengan tingkah kocak mereka. Tetapi di adegan lain, penonton akan dibuat terharu hingga menangis, juga karena kebersamaan mereka.
Di sisi lain, bonding antara Iqbaal (Ali) dan Marissa Anita (Mia) perlu diacungi jempol. Hubungan ibu dan anak yang mereka suguhkan cukup kompleks. Penonton akan mengira jika Iqbaal dan Marissa adalah pasangan ibu-anak di dunia nyata.
Bagi siapa pun, keluarga adalah napas terbesar sepanjang proses kehidupan kita sebagai manusia. Begitulah yang dirasakan oleh Ali, sosok bocah dalam “Ali & Ratu Ratu Queens” yang diperankan oleh Iqbaal Ramadhan. Sejak kecil, ia merasakan bagaimana dirinya memiliki ikatan yang begitu kuat dengan ibunya, sekaligus kehilangan yang begitu mendalam selepas sang ibu pergi mengejar mimpi ke negeri Paman Sam. Tokoh ibu bernama Mia yang diperankan oleh Marissa Anita ini meninggalkan Ali saat masih bocah untuk pergi bekerja ke luar negeri.,
Marissa Anita berhasil membawakan perannya dengan totalitas. Tidak mengherankan jika penonton akan dibuat gemas hingga geram dengan keputusan yang akan ia pilih.
Rasa kehilangan sosok seorang ibu jelas tergambar pada sosok Ali setelah dulu ibunya sempat berjanji untuk mengajak Ali kembali bersama setelah ia sukses. Namun, pada kenyataannya setelah kepergian sang suami pun Ibu Ali juga nggak kunjung menepati janjinya. Berawal dari situlah akhirnya Ali yang hidup sebatang kara tersebut memutuskan untuk menyusul ibunya ke Queens, New York, bermodal alamat postcard yang dikirim ke Indonesia.
Dalam waktu 1,5 jam, film ini berhasil membuat kita merasakan berbagai macam emosi yang menumpuk-numpuk. Mulai dari tangis, tawa, bahagia, hingga kekecewaan. Tapi tenang, buat orang yang nggak terlalu suka dengan film menye-menye kayaknya film “Ali & Ratu Ratu Queens” ini cocok kok, pasalnya emosi kita nggak melulu dieksploitasi. Dengan kata lain, film ini berhasil menyampaikan emosi antarkarakter dengan porsi yan pas dan nggak terlalu berlebihan.
Ada satu pesan tersirat yang mungkin ingin disampaikan oleh film ini kepada banyak orang, bahwa realitas kehidupan itu nggak selamanya akan berjalan sesuai dengan kehendak kita. Selain itu, lewat film ini juga tergambar jelas bahwa yang namanya jarak itu nggak akan pernah menghalangi usaha siapa pun untuk menebus rindu.
Penampilan love line antara Iqbaal dan Aurora Ribero (Eva) jadi pemanis di antara kompleksitas yang ada. Meski kebersamaan mereka hanya muncul di beberapa adegan, penonton tetap akan dibuat gemas dan penasaran dengan kisah manis Ali-Eva.
Film Indonesia yang berlatar benua Amerika hingga Eropa kerap menyoroti estetika dari negara tersebut. Selain jalan cerita, keindahan menjadi daya tarik tersendiri bagi penonton Indonesia.
Meski mengisahkan tentang hubungan antara anak dan ibu, film ini nggak terlalu berlebihan dalam menyampaikan emosi antarkarakter.
Ali & Ratu Ratu Queens (2021) berusaha keluar dari stigma tersebut. Alih-alih menunjukkan keindahan yang memanjakan mata, mereka justru menyuguhkan realita kota Queens.
Daripada menampilkan wisata indah di New York, film ini justru meng-highlight lingkungan yang dekat bagi para karakter, seperti pertokoan, rumah, tempat kerja, hingga sekolah. Film ini memang tidak memanjakan mata penonton dengan keestetikannya, tetapi cenderung menyuguhkan sisi lain dari kota New York, khususnya Queens.
Intinya, film ini akan menyajikan bagaimana sudut-sudut lain dari kota New York yang mungkin nggak pernah kita lihat sebelumnya. Ada realita bahwa kota tersebut nggak melulu tentang blink-blik dan romantis, namun juga banyak perjuangan dari setiap penghuninya.
Queens yang terdiri dari Party, Ance, Chinta, dan Biyah digambarkan sebagai imigran perempuan asal Indonesia yang tinggal di New York. Menurut produser dan sutradara, karakter Queens diadaptasi dari sosok nyata yang pernah mereka temui.
Alih-alih menyuguhkan karakter yang sempurna, seperti kebanyakan film Indonesia dengan latar New York, sang sutradara memutuskan untuk menggambarkan Queens dengan cara yang unik.
Mereka dideskripsikan sebagai perempuan mandiri yang survive di New York. Keempat karakter Queens memiliki pekerjaan, seperti asisten rumah tangga, paparazi, tukang pijat, hingga pekerjaan serabutan lainnya.
Lucky Kuswandi dan sang penulis naskah, Gina S. Noer, ingin menyuguhkan realita yang kerap dialami para imigran Indonesia di luar negeri. Tidak semua mendapatkan pekerjaan di kantor elit.
Sayangnya terkadang pekerjaan serabutan dianggap sebelah mata oleh masyarakat Indonesia. Tetapi bagi para imigran, itu merupakan pekerjaan yang halal dan sangat berharga.
Karakter perempuan dalam film Ali & Ratu Ratu Queens (2021) digambarkan cukup unik. Film ini menampilkan sosok perempuan yang mandiri, pekerja keras, tetapi juga memiliki sifat lembut. Tanpa karakter laki-laki, Party, Ance, Chinta, dan Biyah bisa menjalani hidupnya dengan bahagia di New York.
Film Ali & Ratu Ratu Queens (2021) tidak mengkotak-kotakan sosok perempuan untuk berada di ranah domestik atau publik. Seorang perempuan bisa menjadi ibu, ayah, wanita karier, hingga role lainnya yang cenderung tidak umum di masyarakat Indonesia.
Isu-isu yang dibahas dalam film Ali & Ratu Ratu Queens (2021) cukup relate dengan masyarakat Indonesia saat ini. Mulai dari toxic family hingga arti keluarga sesunggahnya.
Banyak anak muda yang sedang mencari jati diri kerap kesulitan menyampaikan pendapat. Bahkan pendapat mereka kerap dipatahkan oleh keluarga sendiri.
Contohnya ketika Ali memutuskan ingin terbang ke New York mencari ibunya. Bude dari Ali menganggap jika itu bukan keputusan yang tepat. Lebih baik Ali mempersiapkan diri untuk kuliah di Indonesia.
Selain itu, Ali & Ratu Ratu Queens (2021) akan mengajak penonton untuk memahami apa makna dari keluarga. Sebuah keluarga bisa terbentuk dari mana saja dan kapan saja.
Pertemuan Ali dan Queens yang didasari karena ketidaksengajaan membuat mereka menjadi keluarga, bahkan bonding mereka lebih kuat dibanding dengan Ali dan keluarganya di Indonesia.
Overall, film ini cukup ringan untuk dipahami para penonton, ceritanya nggak begitu bertele-tele, alurnya menarik dan nggak bikin bosen, dan yang paling nyenengenin adalah setiap tokoh memiliki karakter kuatnya masing-masing.
Untuk yang ingin menonton secara gratis silahkan mampir Ke Sini
Jangan lupa juga untuk follow Instagram @sotoyopinion Di Sini
Trailer Ali & Ratu Ratu Queens