The Conjuring 2 (2016)
Cast: Vera Farmiga, Patrick Wilson, Frances OConnor, Madison Wolfe, Simon McBurney, Franka Potente
Direction: James Wan
Production: Peter Safran, Rob Cowan, James Wan
Music: Joseph Bishara
Review Conjuring 2 (2016)
The Conjuring 2 dibuka dengan penyelidikan Ed (Patrick Wilson) dan Lorraine Warren (Vera Farmiga) dalam kasus pembunuhan yang dikenal dengan “The Amityville Horror”. Kemampuan Lorraine untuk berkomunikasi dengan makhluk supranatural membuatnya turun tangan untuk menjawab teka-teki apakah pembunuhan yang terjadi di Amityville merupakan ulah iblis atau bukan. Saat jiwa Lorraine keluar dari tubuh, saat itulah ia bertemu dengan sosok iblis berwujud biarawati, Valak (Bonnie Aarons) yang menyeramkan.
Dari Amityville, cerita kemudian berlanjut ke Enfield, Inggris. Di sana tinggal keluarga Hodgson: seorang ibu bernama Peggy (Frances O’Connor) dan keempat anaknya. Salah satu anak bernama Janet (Madison Wolfe) yang mengalami kejadian aneh di rumah tempat tinggalnya, mulai dari tidur sambil jalan, mendengarkan suara misterius di malam hari, sampai akhirnya kesurupan. Arwah bernama Bill Wilkins (Bob Adrian) mampu mengambil alih tubuh Janet, bahkan mengeluarkan suara berat yang menyeramkan. Namun yang agak janggal adalah ketika tokoh yang ada di mainan Billy, adik Janet, yang kemudian menjadi hidup, Crooked Man.
Banyak anak, seorang ibu yang sedang depresi, dan rumah tua. Tiga elemen ini mengingatkan kita pada The Conjuring (2013). Sang sutradara, James Wan, memang bermaksud membuat The Conjuring 2 mampu mengalahkan kesuksesan film terdahulunya, namun sejumlah detail terasa terlalu serupa, serta karakter Peggy yang kurang digali, berbeda dengan karakter Carolyn Perron (Lili Taylor).
Pada dasarnya memang nyaris semua karakter baru dalam The Conjuring 2 kurang diekspos. Peggy memang seorang ibu yang kekurangan uang dengan banyak anak, mereka diganggu hantu, lalu datanglah pasangan supranatural Ed dan Lorraine Warren sebagai pahlawan.
Ada satu adegan yang cukup keren, yaitu ketika kamera fokus pada wajah Ed Warren saat Janet sadar lalu mulai kesurupan di belakang namun dibuat buram, sehingga meunculkan imajinasi yang menontonnya. Yang patut diacungi jempol adalah totalitas setting tahun 70-an yang disuguhkan.
Film berdurasi cukup panjang ini, 2 jam 14 menit, dijamin bakal bikin kamu lelah dengan ketegangan yang ada. Namun masa genting itu hanya terjadi di awal-awal film. Saat satu per ssatu hantu muncul, ketegangan mulai berkurang. Justru saat mereka menghantui tanpa menampakkan wujudnya, itulah saat yang paling mengagetkan dan membuat bulu kuduk berdiri.
Konklusi
Apa yang membuatmu takut? Cukup mudah untuk melihat apa yang membuat James Wan takut . Rasa takut sinematik sang sutradara jelas terbentuk dari film-film horor tahun 70-an dan 80-an, karyanya sering mengingatkan pada hits-hits era seperti “The Omen” dan “Poltergeist.” Dalam banyak hal, "The Conjuring 2" adalah "film James Wan terbaik," yang memungkinkan pembuat film untuk bermain dengan gaya era klasik, menceritakan kembali salah satu kegiatan paranormal yang paling terkenal: poltergeist Enfield yang terkenal jahat. Mampu mengikat "kisah nyata" di balik klasik horor lain dari masa mudanya dengan yang satu ini. Wan adalah seorang anak di toko permen berhantu dengan "The Conjuring 2" dan bakatnya (dan bakat timnya) membuat perjalanan semacam ini menyenangkan, bahkan jika itu tidak memiliki dampak mendalam dan percaya diri dari aslinya.
Lewat The Conjuring 2, James Wan selaku sutradara bisa dijadikan teladan bagi industri perfilman horor Indonesia. Portofolio Wan penuh oleh film horor yang senantiasa laris manis di Indonesia: The Conjuring, Insidious, dan Annabelle. Sederet film itu nggak neko-neko, tujuannya cuma satu: menakut-nakuti. Mungkin doi adalah orang yang paling banyak mengoleksi jeritan manusia di dunia sejak Adolf Hitler.
Memangnya The Conjuring 2 semenakutkan itu? Takut adalah hal yang amat subyektif. Ada yang ketakutan setengah mati karena pernah mengalami peristiwa terkait dengan adegan di dalam film. Adalagi yang tidak takut karena misalnya, tidak percaya dengan mahkluk gaib atau tak punya referensi pengalaman yang sama. Adapula yang takut tapi pura-pura tidak takut. Yang mana pun, mari kita perluas sudut pandang untuk mengakui bahwa banyak sekali testimoni dari orang yang tiba-tiba takut sahur sendirian atau mendadak ingat yang maha kuasa dan rajin beribadah pasca menonton The Conjuring 2. Wow, film yang sukses mempengaruhi perilaku beragama manusia.
The Conjuring 2 setia sehidup semati pada manajemen teror dan horor yang efektif. Macam kuliah bisnis aja ~